Efisiensi Sektor Logistik dan Peningkatan Konektivitas: Kunci Sukses Hilirisasi Nasional dan Penguatan Rantai Pasok Indonesia

 

Oleh Ketua Umum IARSI: Assoc. Prof. (Hon) R. Beniadi Setiawan, Ph.D., ST, MM.


INFOMAYNTARA.XYZ

Bekasi, 19 Juli 2015 – Indonesia, dengan kekayaan melimpah pada 28 komoditas unggulan sumber daya alamnya seperti mineral, batubara, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan, menargetkan realisasi investasi hilirisasi strategis nasional sebesar USD 618 miliar. Program ini diproyeksikan berkontribusi pada PDB sebesar USD 235 miliar, ekspor komoditas hingga USD 857 miliar, serta penciptaan lebih dari 3 juta lapangan kerja. Namun, keberhasilan ambisius ini sangat bergantung pada efisiensi sektor logistik dan energi, yang secara kolektif menyumbang 40% hingga 50% dari total biaya operasional (OpEx) industri komoditas hilirisasi tersebut.

Efisiensi biaya logistik menjadi krusial mengingat kontribusinya yang signifikan terhadap daya saing produk hilirisasi Indonesia di pasar global. Tanpa logistik yang efisien, biaya produksi akan membengkak, mengurangi margin keuntungan, dan menghambat daya tarik investasi. Oleh karena itu, percepatan reformasi di sektor ini merupakan prasyarat fundamental untuk mencapai target hilirisasi nasional.

Pemerintah dituntut untuk segera mengimplementasikan strategi komprehensif dalam sektor logistik nasional guna mendorong efisiensi sekaligus meningkatkan kinerjanya. Strategi-strategi prioritasnya meliputi:

1. Percepatan Pengembangan Pelabuhan Simpul Transhipment: Pelabuhan-pelabuhan ini harus menjadi tulang punggung infrastruktur yang terhubung dengan simpul logistik di Kawasan Timur Indonesia. Fokus utama adalah peningkatan muatan balik untuk menyeimbangkan arus barang dan mengurangi biaya logistik dua arah.

2. Sinergi Pembangunan Jaringan Transportasi dan Kawasan Strategis: Pembangunan jaringan transportasi darat, laut, dan udara harus disinergikan dengan pengembangan kawasan strategis secara terintegrasi dalam konsep perencanaan dan pengelolaan yang padu. Hal ini akan menciptakan ekosistem logistik yang efisien dan saling mendukung.

3. Pembentukan Kelembagaan Integrator/Konsolidator Arus Barang (inbound- outbond- reverse supply) : Diperlukan pembentukan lembaga yang berperan sebagai integrator untuk mengoordinasikan layanan transportasi multimoda dan distribusi. Kelembagaan ini akan memastikan kelancaran dan mengoptimalkan arus barang dari hulu ke hilir.

4. Pengembangan Konektivitas Alat Transportasi pada Koridor Logistik: Peningkatan konektivitas alat transportasi pada koridor-koridor logistik menjadi esensial untuk angkutan barang dan komoditas strategis nasional. Ini mencakup modernisasi armada dan peningkatan kualitas infrastruktur pendukung.

5. Pembangunan Mekanisme Pengendalian Korupsi pada Sistem Logistik Nasional: Implementasi mekanisme pengendalian korupsi yang mengintegrasikan sektor perhubungan, perdagangan, pertanian, perikanan, kelautan, dan pedesaan akan sangat vital. Langkah ini tidak hanya mendorong kemudahan berusaha (ease of doing business) tetapi juga secara langsung berkontribusi pada efisiensi biaya produksi secara keseluruhan.

Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini secara terarah dan terpadu, Indonesia dapat secara signifikan mereduksi biaya logistik, meningkatkan daya saing produk hilirisasi, dan pada akhirnya, mewujudkan potensi ekonomi yang terkandung dalam program hilirisasi nasional. Efisiensi logistik bukan hanya sekadar pendukung, melainkan menjadi fondasi utama bagi kesuksesan jangka panjang program hilirisasi dan penguatan peran rantai suplai Indonesia.


Sumber : www.iarsi.org